POLITIK DALAM ORGANISASI


Politik adalah adalah penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam organisasi atau pada perilaku-perilaku anggota yang egois dan tidak melayani kebutuhan organisasi. Perilaku politik adalah aktivitas yang tidak diperlukan sebagai bagian dari satu aturan formal organisasi, tetapi mencoba mempengaruhi distribusi keuntungan atau kerugian dalam organisasi. Secara sederhana perilaku politik adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan di dalam suatu organisasi untuk menyalahgunakan kekuasaannya agar tujuan pribadi atau golongan tertentu tercapai  seperti  dengan memfitnah, menyogok, dan lain-lain.

 

Macam-macam perilaku politik berdasarkan dimensi sah-tidak sah:

  1. Perilaku politik yang sah, adalah perilaku politik sehari-hari yang normal. Seperti membangun koalisi.
  2. Perilaku politik yang tidak sah, adalah perilaku politik ekstrim yang melanggar aturan organisasi. Seperti sabotase, dan money politik.

 

 

 

Realitas Politik

Politik dengan organisasi merupakan sesuatu hal yang sulit untuk dibebaskan. Karena suatu organisai tidak mungkin terlepas sepenuhnya dari politik. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas sedangkan kebutuhan setiap individu tidak terbatas. Sehingga memungkinkan munculnya konflik untuk memperebutkan sumber daya tersebut. Selain itu fakta yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja tidak jelas dan tidak objektif sehingga dapat dengan bebas diinterprestasikan, misalnya karena memiliki kekuasaan di dalam organisasi maka seseorang dapat memanipulasi kinerja individu lain agar tujuan mereka tetap terjamin. Terakhir fakta menyatakan bahwa terdapat perbedaan kepentingan dan tujuan individu di dalam organisasi. Dari semua fakta tersebut dapat memunculkan politisasi di dalam organisasi.

Sehingga agar suatu organisasi terbebas dari politik jika:

  1. Sumber daya tidak terbatas
  2. Kepentingan dan tjuan yang sama
  3. Evaluasi kinerja jelas dan objektif

 

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik:

  1. Faktor individu

Perilaku politik dipengaruhi oleh individu itu sendiri. Seorang individu yang mampu merefleksikan diri secara baik, memiliki pusat kendali internal,  memiliki kepribadian yang lincah (high mach), berinvestasi dalam jumlah yang besar dalam suatu organisasi, memiliki banyak alternative pekerjaan, dan memiliki harapan yang tinggi akan kesuksesan maka mempunyai kemungkinan lebih besar terlibat dalam perilaku politik.

  1. Faktor organisasi

Perilaku politik dipengaruhi oleh situasi dan budaya organisasi. Ketika dilakukan realokasi sumber daya secara berlebihan, peluang promosi yang tinggi, tingkat kepercayaan yang rendah, tingkat ambiguitas peran yang tinggi, sistem evaluasi kerja yang tidak jelas, meningkatnya pendekatan zero sum dalam alokasi imbalan, tekanan kerja yang tinggi, dan para manajer senior yang egois dapat mendukung perilaku politik dalam organisasi.

 

Respon karyawan terhadap politik organisasi

Pemahaman politik berbanding lurus dengan kinerja

               Ketika pemahaman politik seorang karyawan tinggi maka kinerja karyawan tersebut akan tinggi. Karena ia memandang politik sebagai peluang. Tetapi, ketika pemahaman politik seorang karyawan rendah maka kinerja karyawan tersebut akan rendah. Karena ia memandang politik sebagai ancaman maka tidak jarang akan direspon dengan perilaku defensive.

               Perilaku defensive adalah perilaku reaktif dan protektif untuk menghidari aksi, disalahkan, atau perubahan. Dalam jangka pendek perilaku defensive dapat melindungi kepenting mereka sendiri tapi dalam jangka panjang dapat melemahkan mereka karena pada titik ini mereka akan kehilangan dukungan dan kepercayaan dari orang lain.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *