METODE PEMBENTUKAN PERILAKU


Karena belajar berlangsung pada pekerjaan saat ini maupun pekerjaan sebelumnya, para manajer akan peduli pada cara mereka mengajari karyawan untuk berperilaku dalam cara-cara yang paling bermanfaat bagi organisasi. Ketika kita mencoba untuk mencetak indi vidu dengan memandu pembelajaran mereka secara bertahap, kita sedang membentuk perilaku.

 

Perhatikan situasi di mana perilaku seorang karyawan berbeda secara signifikan dari apa yang dituntut oleh manajemen. Jika manajemen hanya menghadiahi individu itu hanya ketika ia memperlihatkan respon-respon yang diinginkan, mungkin sangat sedikit penguatan yang terjadi. Dalam kasus semacam itu, pembentukan menawarkan pendekatan yang logis terhadap tercapainya perilaku yang diinginkan.

Kita membentuk perilaku dengan secara sistematis menguatkan setiap langkah yang berurutan yang menggerakkan individu itu lebih dekat ke respon yang diinginkan. Jika seorang karyawan, yang telah secara kronis sering terlambat setengah jam untuk bekerja, datang terlambat hanya 20 menit, kita dapat menguatkan perbaikan ini. Penguatan akan meningkat dengan makin dekatnya respon mendekati perilaku yang diinginkan.

 

Metode-metode Pembentukan Perilaku Terdapat empat cara untuk membentuk perilaku: melalui, penguatan positif, penguatan negatif, hukuman, dan pemusnahan.

 

Menvusul respon dengan sesuatu yang menyenangkan disebut penguatan positif. Contoh berikut ini akan memberikan gambaran, atasan memuji seorang karyawan karena terselesaikannya pekerjaan dengan baik. Bila tanggapan diikuti oleh penghentian atau penarikan kembali sesuatu yang tidak menyenangkan, respon itu disebut penguatan negatif. Jika dosen Anda melontarkan pertanyaan dan Anda tidak tahu jawabannya, kemungkinan besar dengan melihat catatan kuliah Anda akan terhindar dari pertanyaan itu. Hal itu merupakan penguatan negatit, karena Anda telah belajar bahwa kesibukan Anda melihat catatan akan mencegah dosen untuk menunjuk Anda. Hukuman mengakibatkan kondisi yang tidak menyenangkan dalam upaya untuk menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Memberikan skors tanpa upah selama dua hari kepada seorang karyawan karena masuk kerja dalam keadaan mabuk merupakan contoh hukuman. Menghapuskan penguatan apa saja yang mempertahankan perilaku tertentu disebut pemusnahan. Ketika perilaku tidak dikuatkan, perilaku itu lambat laun akan pudar dan punah. Dosen yang berniat meredam mahasiswa agar tidak bertanya dalam kelas dapat menyingkirkan perilaku ini dalam diri para mahasiswanya dengan mengabaikan mereka yang mengangkat tangan untuk mengemukakan pertanyaan. Pengangkatan tangan akan menjadi punah bila selalu dijawab dengan tiada penguatan.

 

Baik penguatan positif maupun negatif memberi hasil dalam proses belajar. Penguatan ini memperkuat respon tertentu dan meningkatkan probabilitas pengulangan. Dalam ilustrasi-ilustrasi terdahulu, pujian menguatkan dan meningkatkan perilaku menyelesaikan pekerjaan dengan baik karena pujian itu diinginkan. Perilaku “sok sibuk” secara hampir sama diperkuat dan ditingkatkan karena kemampuannya mengakhiri konsekuensi yang tidak diinginkan berupa ditunjuk untuk menjawab oleh guru. Meski demikian, baik penghukuman maupun pemusnahan melemahkan perilaku dan cenderung mengurangi frekuensi selanjutnya.

 

Penguatan, baik positif atau negatif, mempunyai catatan mengesankan sebagai alat pembentuk. Oleh karena itu perhatian kita adalah penguatan bukannya penghukuman atau pemusnahan. Suatu kajian terhadap temuan penelitian mengenai dampak penguatan pada perilaku dalam organisasi menyimpulkan bahwa:

  1. Sejumlah tipe penguatan diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku.
  2. Sejumlah tipe hadiah akan lebih efektif digunakan dalam organisasi daripada cara lain.
  3. Kecepatan berlangsungnya proses pembelajaran dan dampaknya yang permanen akan ditentukan oleh pengaturan waktu penguatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *