KETERKAITAN ANTARA USIA DAN PERILAKU ORGANISASI


Hubungan antara usia dan kinerja perkejaan kemungkinan adalah isu yang semakin penting dalam dekade mendatang. Sekurang-kurangnya karena tiga alasan:

  1. Terdapat keyakinan meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia
  2. Realita bahwa angkatan kerja telah menua
  3. Peraturan perundangan yang melarang pensiun di AS

 

Apa persepsi terhadap pekerja yang sudah tua? Bukti menunjukkan bahwa para majikan mempunyai perasaan yang campur aduk. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke dalam pekerjaan mereka: khususnya, pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Namun pekerja-pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru. Sekarang mari kita mengkaji bukti tersebut. Dampak apakah yang sebenarnya ditimbulkan oleh usia pada pengunduran diri, keabsenan, produktivitas, dan kepuasan?

 

Semakin tua Anda, maka akan semakin kecil kemungkinan Anda berhenti dari pekerjaan. Itulah kesimpulan yang sering sekali ditarik berdasarkan studi-studi mengenai hubungan antara usia dan pengunduran diri karyawan. Tentu saja kesimpulan ini akan tidak terlalu mengejutkan jika kita memahami bahwa dengan makin tuanya para pekerja,makin sedikit peluang pekerjaan alternatif bagi mereka. Di samping itu, pekerja yang lebih tua memiliki kemungkinan kecil untuk berhenti karena cenderung memiliki tingkat upah yang lebih tinggi dikarenakan masa kerja mereka yang cukup panjang.

tua sangat produktif dan dapat diandaikan.

 

Dari penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa usia akan berbanding terbalik dengan ketidakhadiran, karena dengan kemungkinan yang kecil untuk berhenti bekerja seharusnya pekerja yang lebih tua akan memiliki kemantapan yang tinggi dengan masuk kerja secara lebih teratur dibandingkan pekerja yang lebih muda. Namun pada kenyataannya tidak selalu begitu! Pada penelitian yang lebih cermat menemukan bahwa hubungan usia dan keabsenan merupakan fungsi apakah kemangkiran itu “dapat dihindari” atau “tidak”. Umumnya, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan “dapat dihindari” lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang lebih muda. Meski demikian, mereka mempunyai tingkat kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi, mungkin karena kesehatan yang memburuk karena penuaan dan lebih lamanya waktu pemulihan yang diperlukan pekerja tua bila cedera.

 

Bagaimana usia mempengaruhi produktivitas? Terdapat satu keyakinan meluas bahwa produktivitas merosot dengan makin bertambahnya usia seseorang. Sering diandaikan bahwa keterampilan individu – terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan koordinasi – menurun seiring dengan berjalannya waktu, dan bahwa kebosanan pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual, semuanya

menyumbang pada berkurangnya produktivitas. Namun bukti menentang keyakinan dan asumsi tersebut. Misalnya, dalam jangka waktu 3 tahun, satu jaringan toko peralatan mengisi salah satu gerainya hanya dengan karyawan yang usianya di atas 50 dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan lima toko lain yang diisi dengan karyawan yang lebih muda. Toko dengan karyawan yang berusia di atas 50 tahun jauh lebih produkrif (diukur dengan hasil penjualan dibandingkan dengan biaya tenaga kerja) daripada dua toko lainnya dan seimbang dengan ketiga toko yang lain lagi.

 

Satu kajian lain terhadap penelitian tersebut mengungkap bahwa usia dan kinerja tidak berhubungan. Kesimpulan alamiahnya adalah bahwa tuntutan dari sebagian pekerjaan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang mensyaratkan kerja otot yang berat, tidak cukup besar terpengaruh oleh kemerosotan keterampilan fisik akibat usia yang berdampak pada produktivitas; atau jika terjadi kemerosotan karena usia, sering diimbangi oleh keunggulan karena pengalaman.

 

Perhatian akhir kita adalah hubungan antara usia dan kepuasan kerja. Terhadap isu ini bukti-bukti yang ada bercampur aduk. Sebagian besar penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara usia dan kepuasan, sekurangnya sampai usia 60 tahun. Namun studi yang lain, menunjukkan hubungan yang berbentuk-U. Beberapa penjelasan dapat menjernihkan hasil temuan ini, yang paling masuk akal adalah bahwa kepuasan cenderung terus-menerus meningkat pada para professional dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan pada non-profesional kepuasan itu merosot seiama usia setengah baya dan naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *