KEMAMPUAN DAN PERILAKU ORGANISASI


Berlawanan dengan apa yang diajarkan kepada kita di sekolah dasar, kita semua tiidak diciptakan secara sama. Apa yang kita akui adalah bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal kemampuan yang membuatnya relarif unggul atau rendah dibandingkan orang-orang lain daiam melakukan tugas atau kegiatan tertentu. Dari sudut pandang manajemen, masalahnya bukanlah apakah orang-orang berbeda dalam hal kecakapannva. Mereka jelas berbeda. Masalahnya adalah mengetahui bagaimana kemampuan setiap orang berbeda dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinanseorang karyawan melakukan pekerjaannya secara baik.

 

Apakah arti kemampuan? Karena kita akan menggunakan istilah tersebut, kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

 

  • KEMAMPUAN INTELEKTUAL

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Tes IQ, misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Demikian juga tes saringan masuk universitas yang populer seperti SAT dan ACT serta tes masuk pascasarjana dalam bidang bisnis (GMAT), dalam ilmu hukum (LSAT), dan dalam kedokteran (MCAT). Tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan intelektual adalah kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang, dan daya ingat.

Makin banvak tuntutan pemrosesan informasi dalam pekerjaan tertentu, makin banyak kecerdasan dan kemampuan verbal umum yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses. Tentu saja, IQ yang tinggi bukan merupakan prasyarat untuk semua pekerjaan. Faktanya, bagi banyak pekerjaan di mana perilaku karyawan sangat rutin dan tidak ada atau hanya sedikit kesempatan untuk menjalankan keleluasaan IQ yang tinggi bisa saja tidak berhubungan dengan kinerja. Sebaliknya, kajian seksama terhadap bukti mengungkap bahwa tes-tes yang menilai kemampuan

verbal, numerik, ruang, dan perseptual merupakan indikator perkiraan yang sahih atas kemampuan pekerjaan pada semua tingkat pekerjaan.

Di sepanjang dasawarsa terakhir, para peneliti telah mulai memperluas makna intelgensia melebihi kemampuan-kemampuan mental. Bukti-bukti terbaru mengungkap bahwa inteligensia dapat dipahami secara lebih baik dengan menguraikannya menjadi empat sub-bagian: kognitif, sosial, emosi dan budaya. Kecerdasan kognitif meliputi bakat yang sudah lama ditemukan oleh tes-tes intelegensi tradisional. Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara objektif. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentitikasi, memahami, dan mengelola emosi. Dan kecerdasan budava adalah kesadaran atas keberagaman antar kebudayaan dan kemampuan untuk menjaiankan fungsi secara sukses dalam situasi lintas-budaya. Walaupun jalur penyelidikan ini masih sangat baru, namun metode tersebut sangat menjanjikan. Misalnya, metode tersebut mampu membantu kita menjelaskan mengapa orang-orang yang disebut cerdas (orang yang punya kecerdasan kognitif yang tinggi) tidak bisa beradaptasi dengan baik pada kehidupan sehari-hari, bekerja sama dengan orang lain, atau berhasil ketika diberi peran kepemimpinan

 

  • KEMAMPUAN FISIK

Pada derajat yang sama dengan kemampuan intelektual daiam memainkan peran yang lebih besar dalam pekerjaan kompleks yang menuntut persyaratan pemrosesan infomasi, kemampuan fisik khusus bermakna penting bagi keberhasilan menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih standar. Misalnya, pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina, kecekatan fisik, kekuatan tungkai, atau bakat-bakat serupa menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyavvan.

 

  • KESESUAIAN PEKERJAAN-KEMAMPUAN

 

Perilaku organisasi menjelaskan dan memperkirakan perilaku orang-orang ketika bekerja. Dalam bagian ini, ditunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan membebankan tuntutan berbeda terhadap seseorang dan bahwa setiap orang memiliki kemampuan berbeda. Oieh karena itu, kinerja karyawan terdongkrak bila terdapat kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuan.

Kemampuan inteiektuai atan fisik khusus yang diperkikan untuk kinerja pekerjaan yang memadai pada pekerjaan tertentu, bergantung pada persyaratan kemampuan yang diminta untuk pekerjaan itu. Misalnya, pilot pesawat terbang memerlukan kemampuan visualisasi-ruang yang kuat; penjaga keselamatan pantai memerlukan baik visualisasi-ruang yang kuat maupun koordinasi tubuh; eksekutif senior memerlukan kemampuan verbal; pekerja konstruksi bangunan-tinggi memerlukan keseimbangan; dan wartawan yang berkemampuan penalaran lemah kemungkinan besar akan kesulitan memenuhi standar kinerja pekerjaan minimum. Mengarahkan perhatian pada hanya kemampuan karyawan atau persyaratan kemampuan dari pekerjaan itu mengabaikan kenyataan bahwa kinerja karyawan bergantung pada interaksi dari keduanya.

Bila kesesuaian pekerjaan-kemampuan tidak cocok karena karyawan mempunyai kemampuan yang jauh melampaui persyaratan dari pekerjaan itu, ramalan kami akan sangat berlainan. Kemungkinan besar kinerja akan memadai, tetapi akan ada ketidakefisienan organisasi dan mungkin kemerosotan kepuasan karyawan. Bila diasumsikan bahwa upah cenderung mencerminkan tingkat keterampilan tertinggi yang dimiliki karyawan, jika kemampuan karyawan jauh melampaui kebutuhan  yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu, manajemen akan membayar lebih daripada yang diperlukan. Kemampuan yang berada jauh di atas disyaratkan dapat juga mengurangi kepuasan kerja karvawan itu bila ia sangat berhasrat menggunakan kemampuannya dan ia akan frustrasi oleh keterbatasan pekerjaan itu.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *